NPSN : 60714452 | NSM : 111235030055 | IJOB NO. : MIS/03.0055/2017 | AKTE NOTARIS : NO. 4, MUNYATI SULLAM, S.H., M.H. | Pengesahan Akta Notaris : AHU-119.AH.01.08.TAHUN 2013 / 26 JUNI 2013 | Tanggal Pendirian : 01 JANUARI 1965

Kamis, November 13, 2025

Beberapa Ciri Guru yang tidak Empati terhadap Sekolahnya


Berikut beberapa ciri-ciri guru yang tidak empati terhadap sekolahnya:
1. 🧍‍♂️ Tidak peduli terhadap lingkungan sekolah
Tidak ikut menjaga kebersihan, keindahan, dan kenyamanan sekolah.
Tidak merasa memiliki terhadap fasilitas sekolah.

2. 🗣️ Kurang menghargai rekan kerja dan pimpinan
Sering mengeluh, menjelekkan sekolah atau kepala sekolah.
Tidak mau bekerja sama dalam kegiatan sekolah.

3. 📚 Tidak terlibat dalam kegiatan sekolah
Enggan berpartisipasi dalam kegiatan ekstrakurikuler, rapat, atau acara sekolah.
Hanya datang untuk mengajar, tanpa peduli pada kehidupan sekolah secara keseluruhan.

4. 🕒 Kurang disiplin dan tanggung jawab
Sering datang terlambat atau pulang sebelum waktunya.
Tidak menyiapkan pembelajaran dengan baik.

5. 💬 Tidak peka terhadap kebutuhan peserta didik dan lingkungan sekolah
Tidak berusaha memahami permasalahan siswa atau kondisi sekolah.
Acuh terhadap kesulitan siswa atau rekan kerja.

6. 💼 Berorientasi pada kepentingan pribadi
Lebih mementingkan keuntungan pribadi daripada kemajuan sekolah.
Tidak punya semangat untuk memajukan nama baik sekolah.

7. 💔 Tidak memiliki rasa bangga terhadap sekolahnya
Tidak ikut mempromosikan atau menjaga citra baik sekolah.
Menganggap sekolahnya tempat kerja biasa, bukan bagian dari dirinya.
Share:

Senin, November 10, 2025

Semangat Kepahlawanan Menyala di Halaman MI Watuagung: “Pahlawanku Teladanku, Terus Bergerak Melanjutkan Perjuangan”


Watuagung Dalam suasana penuh khidmat dan semangat kebangsaan, keluarga besar PAUD, RA Miftahul Huda, dan MI Watuagung melaksanakan Upacara Bendera dalam rangka memperingati Hari Pahlawan Nasional Tahun 2025 di halaman MI Watuagung, Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek, pada Senin, 10 November 2025.

Kegiatan ini bertepatan dengan agenda rutin Upacara Bendera setiap hari Senin, namun kali ini terasa lebih istimewa karena dilaksanakan untuk mengenang jasa para pahlawan bangsa yang telah berjuang merebut dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Seluruh siswa dari tiga lembaga—mulai dari jenjang PAUD, RA Miftahul Huda, hingga MI Watuagung—turut mengikuti kegiatan dengan tertib dan penuh semangat, bersama seluruh dewan guru dan tenaga kependidikan. Bapak Mustarom, S.Pd.I, selaku Kepala MI Watuagung, bertindak sebagai Pembina Upacara.

Dalam amanatnya, Bapak Mustarom, S.Pd.I menyampaikan pesan mendalam tentang pentingnya meneladani semangat juang para pahlawan. Ia mengingatkan bahwa generasi muda saat ini memiliki tanggung jawab besar untuk meneruskan perjuangan dengan cara yang berbeda—melalui belajar dengan sungguh-sungguh, berakhlak mulia, dan berkontribusi bagi bangsa.

“Anak-anakku yang saya banggakan, para pahlawan dahulu berjuang dengan mengorbankan jiwa dan raga. Tugas kita hari ini bukan lagi mengangkat senjata, tetapi berjuang dengan ilmu, semangat belajar, dan berbuat baik kepada sesama. Jadilah pahlawan di lingkungan sekolah, di rumah, dan di masyarakat dengan menunjukkan teladan yang baik dan prestasi yang membanggakan,” tutur beliau.

Lebih lanjut, beliau menegaskan makna dari tema Peringatan Hari Pahlawan 2025, yakni “Pahlawanku Teladanku, Terus Bergerak Melanjutkan Perjuangan”.

“Tema ini mengajak kita semua untuk tidak berhenti pada mengenang jasa pahlawan, tetapi meneladani sikap pantang menyerah, gotong royong, dan cinta tanah air dalam kehidupan sehari-hari. Kita harus terus bergerak, berjuang dalam kebaikan, serta menjaga semangat nasionalisme di tengah tantangan zaman,” tambahnya.


Upacara berlangsung dengan tertib dan lancar, diiringi lagu-lagu perjuangan yang menggugah semangat nasionalisme peserta.

Dikonfirmasi terpisah, usai pelaksanaan upacara, Ibu Fatonah, S.Pd.I, selaku Kepala RA Miftahul Huda, turut memberikan sambutan dan refleksi singkat tentang pentingnya menanamkan nilai-nilai kepahlawanan sejak usia dini.

“Anak-anak usia RA dan PAUD memang masih kecil, namun di usia inilah pondasi karakter dan semangat nasionalisme mulai dibentuk. Kami berharap, melalui kegiatan seperti ini, anak-anak dapat belajar menghormati jasa pahlawan dan menumbuhkan rasa cinta tanah air sejak dini,” ujarnya.

Beliau juga menyampaikan apresiasi kepada seluruh guru dan peserta didik yang telah berpartisipasi aktif dalam kegiatan ini.

“Terima kasih kepada seluruh panitia dan dewan guru yang telah bekerja sama menyukseskan kegiatan upacara ini. Semoga semangat kepahlawanan hari ini menjadi inspirasi untuk terus menumbuhkan karakter baik, disiplin, dan tanggung jawab pada diri anak-anak kita,” pungkasnya.

Peringatan Hari Pahlawan di MI Watuagung tahun ini tidak hanya menjadi momentum mengenang jasa para pahlawan, tetapi juga menjadi ajang pembentukan karakter, nasionalisme, dan semangat juang bagi peserta didik di era modern.

Dengan suasana penuh semangat dan kebersamaan antar lembaga di bawah naungan Lembaga Pendidikan Ma'arif NU, kegiatan ini diharapkan dapat memupuk nilai-nilai perjuangan, tanggung jawab, dan gotong royong di kalangan peserta didik, guru, serta masyarakat sekolah. (My-ATS)

Share:

Minggu, November 09, 2025

Bahaya Ghibah: Dosa yang Terasa Ringan, Namun Berat di Sisi Allah


Dalam kehidupan sehari-hari, ghibah atau menggunjing sering kali dianggap hal sepele. Kadang muncul dalam obrolan ringan, kadang dibungkus dalam bentuk candaan atau bahkan dalih “sekadar cerita”. Padahal, di balik ringan lidah mengucapkannya, tersimpan dosa besar yang menggerogoti hati, menghapus pahala, dan merusak ukhuwah sesama muslim.

Makna Ghibah Menurut Islam

Secara bahasa, ghibah berarti membicarakan seseorang di belakangnya. Rasulullah ﷺ menjelaskan makna ini dengan sangat jelas:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ
قِيلَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، مَا الْغِيبَةُ؟ قَالَ: ذِكْرُكَ أَخَاكَ بِمَا يَكْرَهُ.
قِيلَ: أَفَرَأَيْتَ إِنْ كَانَ فِي أَخِي مَا أَقُولُ؟ قَالَ: إِنْ كَانَ فِيهِ مَا تَقُولُ فَقَدِ اغْتَبْتَهُ، وَإِنْ لَمْ يَكُنْ فِيهِ فَقَدْ بَهَتَّهُ.

Artinya:

“Ghibah adalah engkau menyebut saudaramu dengan sesuatu yang ia benci.”
Sahabat bertanya: “Bagaimana jika apa yang aku katakan benar ada pada dirinya?”

Beliau menjawab: “Jika benar ada padanya, maka engkau telah menggunjingnya. Jika tidak ada, maka engkau telah memfitnahnya.” (HR. Muslim)

Ghibah dalam Pandangan Al-Qur’an

Allah ﷻ menggambarkan betapa menjijikkan perbuatan ghibah dengan perumpamaan yang mengguncang hati:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِّنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَب بَّعْضُكُم بَعْضًا ۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَن يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَّحِيمٌ

Artinya:

“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa. Dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Hujurat: 12)

Ayat ini mengajarkan bahwa menggunjing seseorang sama menjijikkannya seperti memakan daging saudaranya yang sudah meninggal — sebuah gambaran yang mengguncang nurani siapa pun yang masih memiliki hati yang hidup.

Dampak Buruk Ghibah

  1. Menghapus pahala amal kebaikan.
    Rasulullah ﷺ bersabda:

    “Tahukah kalian siapa orang yang bangkrut?”
    Para sahabat menjawab: “Orang yang tidak punya uang dan harta.”
    Beliau bersabda:
    “Orang yang bangkrut dari umatku adalah yang datang pada hari kiamat dengan membawa shalat, puasa, dan zakat, tetapi ia telah mencaci orang lain, menuduh orang lain, memakan harta orang lain, menumpahkan darah, dan memukul orang lain. Maka kebaikannya diberikan kepada mereka, dan bila habis kebaikannya sebelum membayar semua kesalahannya, dosa-dosa mereka diberikan kepadanya, lalu ia dilemparkan ke neraka.”
    (HR. Muslim)

  2. Menumbuhkan kebencian dan perpecahan.

    Ghibah mematikan ukhuwah, menumbuhkan prasangka, dan menimbulkan permusuhan di tengah umat.

  3. Merusak hati pelakunya.

    Hati yang terbiasa menjelekkan orang lain akan kehilangan rasa kasih sayang dan empati. Lidah menjadi tajam, namun hati menjadi beku.

Menjaga Lisan, Menyelamatkan Iman

Rasulullah ﷺ bersabda:

“Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata baik atau diam.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Diam lebih mulia daripada berbicara yang melukai. Menahan diri dari ghibah bukan berarti lemah, melainkan tanda kematangan iman dan keteguhan hati.

Ubah Ghibah Menjadi Doa

Daripada membicarakan kekurangan orang lain, lebih baik kita mendoakan agar Allah memperbaikinya. Sebab, siapa tahu orang yang kita bicarakan justru lebih dekat dengan surga dibanding kita yang suka menggunjing.

Ghibah adalah dosa yang ringan di lidah, namun berat di timbangan amal. Mari kita jaga lisan, sucikan hati, dan isi waktu dengan kebaikan. Karena setiap kata akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allah kelak.

Share:

Sabtu, November 08, 2025

Semangat Santri MI Watuagung Berkobar di Ajang LJS3T Ke-VII Tahun 2025 di Karanggandu Watulimo


Watulimo, 8 November 2025
— Ribuan pelajar santri dari berbagai satuan pendidikan di bawah naungan PC LP. Ma’arif NU Kabupaten Trenggalek tumpah ruah memenuhi Halaman Balai Desa Karanggandu, Kecamatan Watulimo dalam ajang bergengsi Lomba Jelajah Situs Sejarah Santri Trenggalek (LJS3T) ke-VII Tahun 2025, Sabtu (8/11).

Ajang tahunan yang digelar oleh Satuan Komunitas Pramuka Ma’arif NU (SAKOMA NU) Kwarcab Trenggalek ini menjadi momentum bersejarah bagi para santri untuk meneladani semangat jihad para ulama sekaligus meneguhkan semangat kebangsaan dan cinta tanah air melalui kegiatan edukatif, religius, dan rekreatif.

Dalam perhelatan tahun ini, panitia menggelar sembilan cabang perlombaan yang sarat makna dan nilai karakter, yaitu:

  1. Hafalan Tahlil Qashar

  2. Lomba Permainan Terompah/Bangkiak

  3. Melukis Logo atau Lambang NU

  4. Hafalan Surat Yasin

  5. Pembacaan Teks Resolusi Jihad

  6. Olimpiade Aswaja

  7. Tebak Tokoh NU dan Lambang Banom NU

  8. Yel-yel Mars Syubbanul Wathon dan Pramuka

  9. Scouting Skill Pionering

Kesembilan cabang lomba ini dirancang untuk mengasah kemampuan religius, kebangsaan, serta keterampilan kepramukaan para peserta.

Acara dibuka secara resmi oleh Ketua PC LP. Ma’arif NU Trenggalek, Dr. Mohib Asrori, S.Pd.I., M.Si., bersama Ketua SAKOMA NU Kwarcab Trenggalek, H. Mahsun Ismail, S.Ag., M.M.

Dalam sambutannya, Dr. Mohib Asrori menegaskan bahwa kegiatan seperti LJS3T merupakan bagian penting dari gerakan pendidikan karakter santri.

“Santri tidak hanya dituntut cerdas dalam akademik, tetapi juga harus kuat dalam spiritual, cinta tanah air, dan siap berjuang menegakkan nilai-nilai Ahlussunnah wal Jama’ah. Melalui kegiatan ini, kita ingin menumbuhkan kembali semangat jihad intelektual dan sosial ala para ulama pendahulu kita,” ujarnya disambut tepuk tangan meriah para peserta.

Sementara itu, H. Mahsun Ismail menambahkan bahwa ajang ini adalah ruang berlatih untuk mencetak kader muda NU yang tangguh dan berwawasan kebangsaan.

“Pramuka Ma’arif harus menjadi pelopor santri yang disiplin, kreatif, dan berjiwa sosial tinggi. LJS3T bukan sekadar lomba, tapi wadah pembentukan karakter dan penguatan ideologi kebangsaan berbasis nilai-nilai Islam Aswaja,” tuturnya.


Dalam kegiatan tersebut, MI Watuagung turut mengirimkan dua regu andalan, masing-masing regu putra dan regu putri, yang tampil penuh semangat di setiap cabang lomba. Dengan pendampingan para Pembina Satuan Pramuka MI Watuagung, para peserta menunjukkan dedikasi luar biasa, bahkan di bawah teriknya matahari dan padatnya jadwal perlombaan.

Kepala MI Watuagung, Bapak Mustarom, memberikan apresiasi tinggi atas semangat para peserta.

“Kami sangat bangga dengan perjuangan anak-anak kami. Mereka menunjukkan semangat santri sejati — pantang menyerah, disiplin, dan tetap ceria meski di tengah terik panas dan persaingan yang ketat. Kegiatan ini bukan semata soal juara, tetapi soal menanamkan nilai perjuangan dan cinta tanah air di dada setiap santri,” ungkapnya.

Para peserta dan pendamping juga merasakan antusiasme luar biasa dari masyarakat sekitar. Ribuan penonton, mulai dari wali santri, guru, hingga warga Desa Karanggandu dan sekitarnya turut menyaksikan jalannya perlombaan dengan penuh semangat. Suasana desa berubah menjadi lautan semangat hijau NU dan keceriaan khas santri Ma’arif.

Melalui kegiatan ini, peserta diajak mengenal jejak perjuangan para ulama dan santri dalam mempertahankan kemerdekaan serta memahami nilai sejarah perjuangan Islam Nusantara. Hal ini sejalan dengan semangat Resolusi Jihad yang menjadi ruh pergerakan santri.

MI Watuagung menegaskan komitmennya untuk terus aktif dalam setiap kegiatan yang digagas oleh LP. Ma’arif NU dan SAKOMA NU Trenggalek.

Kegiatan LJS3T menjadi wadah untuk meneguhkan identitas santri MI Watuagung sebagai pelajar yang Religius, Cinta Tanah Air, dan Berkarakter Aswaja. (My)

Share:

Rabu, November 05, 2025

MI Watuagung Ikuti Festival Tahfidzul Qur’an Bil Qalam PC LP Ma’arif NU Trenggalek 2025 di MI Plus Watulimo


Watulimo — Suasana khidmat dan penuh semangat tampak menyelimuti halaman MI Plus Watulimo, Rabu (05/11/2025). Ratusan santri dari berbagai Madrasah Ibtida’iyah (MI) dan Sekolah Dasar (SD) Ma’arif NU se-Kabupaten Trenggalek berkumpul dalam Festival Tahfidzul Qur’an bil Qalam, sebuah ajang perdana yang diselenggarakan oleh PC LP. Ma’arif NU Kabupaten Trenggalek sebagai bagian dari rangkaian besar Semarak Festival Santri Ma’arif NU Trenggalek dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional Tahun 2025.

Kegiatan diikuti oleh sekitar 150 santri delegasi dari berbagai lembaga pendidikan di bawah naungan LP. Ma’arif NU. Tak hanya para peserta, kegiatan ini juga dihadiri oleh para guru pendamping, kepala madrasah, pengurus NU setempat, serta seluruh santri MI Plus Watulimo yang turut menyemarakkan acara sebagai tuan rumah.

Acara dimulai dengan pembacaan ayat-ayat suci Al-Qur’an, dilanjutkan prakata panitia, dan sambutan dari Ketua PC LP. Ma’arif NU Trenggalek, Dr. Mohib Asrori, S.Pd.I., M.Si. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan rasa syukur atas terselenggaranya kegiatan tersebut yang menjadi momentum bersejarah bagi Ma’arif NU Trenggalek.

“Kegiatan Festival Tahfidzul Qur’an bil Qalam ini merupakan kegiatan perdana yang diselenggarakan oleh PC LP. Ma’arif NU Trenggalek. Ini menjadi langkah awal yang insya Allah akan terus kita kembangkan sebagai bentuk pembinaan generasi Qur’ani di lingkungan Ma’arif,” tutur Dr. Mohib Asrori dalam sambutannya.


Lebih lanjut, beliau juga menyampaikan bahwa pada Sabtu, 8 November 2025 mendatang, PC LP. Ma’arif NU Trenggalek akan kembali menggelar Lomba Jelajah Sejarah Situs Santri Trenggalek (LJS3T) ke-7 yang akan berpusat di Desa Karanggandu, Kecamatan Watulimo, sebagai bentuk sinergi antara pendidikan, sejarah, dan semangat kebangsaan santri.

Acara pembukaan dilanjutkan dengan Launching Festival Tahfidzul Qur’an bil Qalam oleh H. Ahmad Nahrowi, M.Pd.I, selaku Sekretaris PC LP. Ma’arif NU Trenggalek. Dengan ucapan Basmallah, beliau secara resmi membuka festival tersebut dan menandai dimulainya parade tahfidz dari berbagai delegasi santri.

Dalam parade tahfidz, para santri menampilkan hafalan surah-surah pilihan seperti Surah Al-Kahfi, Yasin, Ar-Rahman, Tabarak, Al-Waqi’ah, serta dilanjutkan dengan juz 30 secara keseluruhan. Suara lantunan ayat-ayat suci yang merdu dan tartil menggema memenuhi ruang kegiatan, menciptakan suasana haru dan spiritual yang mendalam.


Sebagai bagian dari keluarga besar Ma’arif NU Trenggalek, MI Watuagung Kecamatan Watulimo turut berpartisipasi dalam ajang tersebut dengan mengirimkan enam santri terbaiknya. Mereka tampil penuh percaya diri dan semangat, didampingi langsung oleh Bapak Mustarom (Kepala MI Watuagung), bapak Imam Nahrowi dan Ibu Dyah Nuryatin, selaku guru madrasah.

Dalam kesempatan terpisah, Bapak Mustarom menyampaikan rasa bangga dan apresiasinya terhadap kegiatan ini.

“Kami sangat mengapresiasi PC LP. Ma’arif NU Trenggalek yang telah memprakarsai kegiatan luar biasa ini. Selain mempererat ukhuwah antarlembaga, kegiatan ini juga menjadi ruang yang sangat berharga untuk menumbuhkan semangat cinta Al-Qur’an di kalangan santri sejak dini,” ungkap beliau.

Beliau juga berharap agar kegiatan seperti ini dapat terus berlanjut setiap tahun dan semakin memperkuat tradisi santri Ma’arif dalam menghidupkan nilai-nilai Al-Qur’an di tengah kehidupan masyarakat.

Kegiatan ini menjadi bukti nyata bahwa LP. Ma’arif NU Trenggalek terus berinovasi dalam menghadirkan kegiatan bermakna bagi santri dan lembaga di bawah naungannya — menuju pendidikan Islam yang unggul, berkarakter, dan berlandaskan Al-Qur’an. (My)

Share:

Sabtu, November 01, 2025

Prestasi Gemilang MI Watuagung: Ananda Shelin Raih Juara 1 Lomba Mewarnai Kaligrafi di Festival Santri Ma’arif NU Ke-5


Trenggalek, 1 November 2025 — Kabar membanggakan kembali datang dari keluarga besar MI Watuagung Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek. Salah satu siswi terbaiknya, Ananda Diva Arshelina Sheza Mecca (Shelin), berhasil meraih Juara 1 Lomba Mewarnai Kaligrafi (Fase A) dalam ajang bergengsi Semarak Festival Santri Ma’arif NU Ke-5 HSN Tahun 2025. Kegiatan ini diselenggarakan oleh PC LP. Ma’arif NU Kabupaten Trenggalek dan dipusatkan di SMK Islam 1 Durenan pada hari Sabtu, 1 November 2025.

Lomba yang diikuti oleh ratusan peserta dari berbagai sekolah dan madrasah di bawah naungan LP Ma’arif NU Kabupaten Trenggalek ini menjadi ajang unjuk kreativitas, kecintaan pada seni islami, serta semangat santri dalam menghidupkan nilai-nilai keindahan kaligrafi. Dari MI Watuagung sendiri, terdapat dua delegasi yang turut serta dalam kompetisi ini, yakni Ananda Diva Arshelina Sheza Mecca (Shelin) untuk Lomba Kaligrafi Fase A, dan Ananda Rona Laili Umatul Khoiroh (Rona) untuk Lomba Kaligrafi Fase B.

Prestasi membanggakan yang diraih Ananda Shelin menjadi bukti nyata bahwa semangat belajar dan berkarya tidak mengenal usia. Dengan ketekunan, kreativitas, dan bimbingan dari para guru serta orangtua, Shelin mampu menorehkan prestasi terbaik di tingkat kabupaten.


Dalam kesempatan terpisah, Bapak Mustarom, S.Pd.I., selaku Kepala MI Watuagung, menyampaikan apresiasi dan rasa bangganya atas capaian siswanya tersebut.

“Alhamdulillah, prestasi ini merupakan hasil kerja keras, semangat, dan doa bersama. Kami sangat bangga kepada Ananda Shelin yang telah membawa nama baik madrasah di tingkat kabupaten. Tidak lupa, kami juga memberikan apresiasi kepada Ananda Rona yang telah berjuang dengan penuh semangat. Semoga prestasi ini menjadi motivasi bagi seluruh siswa MI Watuagung untuk terus berprestasi dan membawa harum nama madrasah di berbagai bidang,” ujar beliau.

Kemenangan ini menjadi momentum berharga bagi MI Watuagung untuk terus menumbuhkan semangat kompetitif, kreatif, dan religius di kalangan peserta didik. Dengan dukungan penuh dari dewan guru dan orang tua, madrasah yang berlokasi di Kecamatan Watulimo ini berkomitmen untuk mencetak generasi islami yang berprestasi, berakhlak mulia, dan berjiwa santri sejati.

Selamat kepada Ananda Shelin dan Rona!
Teruslah berkarya dan menjadi inspirasi bagi teman-teman MI Watuagung.
“Dari Madrasah, Kita Menginspirasi Negeri!”

Share:

Jumat, Oktober 31, 2025

Menuju Guru Qur’ani: MI Watuagung Gelar Pembinaan Qiro’ah dan Tilawah Al-Qur’an dengan Metode UMMI


Watuagung, 31 Oktober 2025 — Dalam rangka meningkatkan kualitas bacaan dan pemahaman Al-Qur’an bagi para pendidik, MI Watuagung menggelar Pembinaan Qiro’ah, Tahsin, dan Tilawah Al-Qur’an dengan Metode UMMI yang dilaksanakan secara perdana pada Jum’at, 31 Oktober 2025. Kegiatan yang berlangsung mulai pukul 13.00 hingga 16.15 WIB ini bertempat di Aula MI Watuagung, Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek, dan diikuti oleh dewan guru MI Watuagung, Madrasah Diniyah Hidayatul Mutbadiin, serta RA Miftahul Huda.

Pembinaan ini menghadirkan Ustadzah Lia Imroatul Husna, S.Pd.I sebagai pembimbing sekaligus narasumber utama. Beliau merupakan Staf Manager Training di Ummi Daerah sekaligus Pengasuh TPQ dan Madrasah Baiturrohman dan Ketua Ranting Fatayat Talunkulon, Bandung, Tulungagung, yang dikenal aktif dalam pengembangan metode pembelajaran Al-Qur’an berbasis tartil dan talaqqi sesuai kaidah tajwid yang benar.


Dalam sambutannya, Kepala MI Watuagung, Bapak Mustarom, S.Pd.I., menyampaikan apresiasi yang tinggi atas terselenggaranya kegiatan ini.

“Kami berharap kegiatan pembinaan dengan Metode UMMI ini dapat menjadi langkah awal menuju peningkatan kualitas guru dalam membaca, mengajarkan, dan meneladankan bacaan Al-Qur’an yang baik dan benar kepada peserta didik. Pembinaan ini bukan hanya untuk menambah wawasan, tetapi juga untuk memperkuat ruhul Qur’an di lingkungan pendidikan kita,” ujar beliau dengan penuh semangat.

Sementara itu, Kepala RA Miftahul Huda, Ibu Fatonah, turut memberikan tanggapan positif atas kegiatan kolaboratif tersebut.

“Kegiatan seperti ini sangat bermanfaat bagi para guru, terutama dalam menyiapkan generasi Qur’ani sejak usia dini. Kami berterima kasih kepada MI Watuagung yang telah menjadi tuan rumah dan memfasilitasi pembinaan bersama ini,” ungkapnya.

Dalam suasana yang penuh khidmat, para peserta tampak antusias mengikuti setiap sesi yang dibimbing langsung oleh Ustadzah Lia. Beliau memberikan materi mulai dari pembenahan makhraj, tajwid, hingga praktik tilawah dengan metode talaqqi musyafahah (tatap muka dan perbaikan langsung).


Kegiatan pembinaan ini direncanakan akan berlanjut secara berkala sebagai bagian dari program peningkatan kompetensi guru dalam bidang Al-Qur’an di bawah koordinasi antara MI Watuagung, RA Miftahul Huda dan Tim dari Metode UMMI. Harapannya, melalui kegiatan ini para guru semakin terampil dan percaya diri dalam menerapkan pembelajaran Al-Qur’an yang menyenangkan, berkualitas, dan sesuai tuntunan Rasulullah SAW.

Dengan semangat kebersamaan dan komitmen tinggi dari seluruh lembaga pendidikan di bawah naungan Ma’arif NU Watulimo ini, pembinaan perdana Metode UMMI di MI Watuagung menjadi tonggak penting dalam mewujudkan madrasah Qur’ani yang unggul dan berkarakter. (My)

Share:

Selasa, Oktober 28, 2025

Semangat Pemuda Berkobar di MI Watuagung: Upacara Peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-97 Tahun 2025


Watuagung – Selasa, 28 Oktober 2025, halaman MI Watuagung Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek dipenuhi semangat kebangsaan. Seluruh keluarga besar MI Watuagung bersama PAUD dan RA Miftahul Huda Watuagung melaksanakan Upacara Peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-97 Tahun 2025 dengan penuh khidmat dan antusias.

Upacara yang diikuti oleh seluruh siswa, dewan guru, serta tenaga kependidikan dari ketiga lembaga tersebut berlangsung tertib dan penuh makna. Bertindak sebagai Pembina Upacara, Bapak Mustarom, S.Pd.I, selaku Kepala MI Watuagung, menyampaikan Sambutan Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia yang berisi pesan penting tentang semangat persatuan dan peran generasi muda dalam membangun bangsa.

Dalam sambutannya, Bapak Mustarom menyampaikan kutipan dari amanat Menpora:

“Pada Hari Sumpah Pemuda ke-97 Tahun 2025 dengan tema ‘Pemuda Pemudi Bergerak, Indonesia Bersatu’, kita diingatkan kembali pada semangat para pemuda 1928 yang tidak banyak bicara, tetapi berani bersumpah dan menepatinya dengan darah dan nyawa. Kini perjuangan kita berbeda — bukan dengan bambu runcing, melainkan dengan ilmu, kerja keras, dan kejujuran. Indonesia harus tetap berdiri tegak, dan para pemuda harus menjadi penentu sejarah berikutnya.”


Lebih lanjut, beliau mengajak seluruh siswa untuk meneladani semangat para pemuda pelopor Sumpah Pemuda dengan menunjukkan karakter jujur, tangguh, disiplin, dan cinta tanah air dalam kehidupan sehari-hari. “Kita butuh pemuda yang patriotik, gigih, dan berempati, yang mencintai tanah air melalui tindakan nyata,” tegasnya.

Upacara berjalan dengan penuh kekhidmatan diiringi lagu-lagu perjuangan yang dinyanyikan dengan lantang oleh peserta upacara. Para guru dan siswa tampak bersemangat mengenakan atribut merah putih sebagai simbol nasionalisme dan kebanggaan terhadap bangsa Indonesia.

Kegiatan ini diakhiri dengan doa bersama untuk keselamatan dan kemajuan bangsa, serta semangat baru bagi seluruh peserta didik untuk terus berprestasi dan menumbuhkan rasa cinta tanah air.

Dengan terselenggaranya upacara ini, keluarga besar MI Watuagung berharap semangat “Pemuda Pemudi Bergerak, Indonesia Bersatu” benar-benar tertanam di hati setiap peserta didik sebagai penerus bangsa yang siap menjaga dan mengharumkan nama Indonesia di masa depan.

Salam Pemuda! Indonesia Bersatu, Indonesia Maju!

Share:

Senin, Oktober 27, 2025

Tumbuhkan Disiplin dan Cinta Tanah Air, MI Watuagung Gelar Upacara Bendera Bersama PAUD dan RA Miftahul Huda


Watuagung, 27 Oktober 2025 – Suasana penuh khidmat tampak di halaman Madrasah Ibtidaiyah (MI) Watuagung saat pelaksanaan Upacara Bendera rutin yang digelar bersama PAUD dan RA Miftahul Huda Watuagung. Kegiatan yang diikuti oleh seluruh siswa dan dewan guru dari ketiga lembaga tersebut berlangsung dengan tertib, semangat, dan penuh nilai kebangsaan.

Bertindak sebagai Pembina Upacara adalah Bapak Mustarom, S.Pd.I, selaku Kepala MI Watuagung, sementara petugas upacara dipercayakan kepada siswa-siswi MI Watuagung yang tampil disiplin dan percaya diri. Hadir pula Kepala RA Miftahul Huda, Ibu Fatonah, S.Pd.I, bersama seluruh dewan guru RA yang turut mendampingi peserta didik mengikuti kegiatan hingga selesai.

Dalam amanatnya, Bapak Mustarom, S.Pd.I menegaskan pentingnya menanamkan rasa cinta tanah air, kedisiplinan, dan tanggung jawab sejak dini.

“Upacara bendera bukan sekadar kegiatan rutin setiap hari Senin, tetapi merupakan bagian dari pembentukan karakter. Melalui kegiatan ini, anak-anak belajar menghargai jasa para pahlawan, menumbuhkan semangat nasionalisme, serta membiasakan diri untuk disiplin dan menghormati simbol-simbol negara,” tutur beliau dengan semangat.


Beliau juga menyampaikan apresiasi atas sinergi yang terus terjalin di lingkungan lembaga PAUD dan RA Miftahul Huda Watuagung.

“Kebersamaan antara PAUD, RA, dan MI adalah kekuatan besar dalam mendidik generasi muda yang Islami, berakhlak mulia, serta memiliki semangat kebangsaan yang tinggi,” imbuhnya.

Sementara itu, Ibu Fatonah, S.Pd.I, Kepala RA Miftahul Huda, dalam sambutannya secara terpisah menyampaikan rasa syukur dan bangga atas kesempatan dapat bergabung dalam kegiatan bersama ini.

“Anak-anak usia dini perlu dikenalkan dengan makna bendera merah putih, lagu kebangsaan, dan sikap hormat kepada simbol negara. Dari kegiatan kecil seperti ini, akan tumbuh rasa bangga sebagai anak Indonesia yang cinta tanah air dan taat kepada guru serta orang tua,” ungkapnya penuh haru.

Kegiatan berlangsung lancar, tertib, dan penuh semangat hingga diakhiri dengan pembacaan doa bersama. Suasana kebersamaan dan kekompakan antar-lembaga terasa begitu erat, mencerminkan semangat satu visi dalam mendidik generasi bangsa.


Upacara bendera yang dilaksanakan secara rutin bukan hanya menjadi simbol penghormatan terhadap bangsa dan negara, tetapi juga sarana internalisasi nilai-nilai karakter seperti disiplin, tanggung jawab, cinta tanah air, religius, dan gotong royong. Melalui kegiatan sederhana namun bermakna ini, peserta didik dari usia PAUD hingga MI dibimbing untuk menjadi profil pelajar Pancasila dan santri yang beriman, bertakwa, dan berakhlak mulia.

Kegiatan ini meneguhkan komitmen MI Watuagung dan seluruh lembaga di bawah naungan Lembaga Pendidikan Ma'arif NU untuk terus menghadirkan pendidikan yang berkarakter, berjiwa kebangsaan, dan berlandaskan nilai-nilai keislaman. (MY-ATS)

Share:

Minggu, Oktober 26, 2025

Pelantikan Pramuka Siaga dan Penggalang MI Watuagung: Momen Sakral Pasca Galang Tangkas di Pantai Damas


Damas, Trenggalek – Semangat kepramukaan tampak membara di Pantai Damas, Karanggandu, Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek, pada Ahad (26/10/2026). Usai kegiatan “GALANG TANGKAS”, Pangkalan MI Watuagung Gugus Depan Trenggalek 10.007–10.008 kembali menorehkan catatan penting dalam perjalanan kepramukaannya dengan menyelenggarakan Pelantikan Pramuka Siaga Bantu, Siaga Tata, dan Penggalang Ramu.

Pelantikan ini dipimpin langsung oleh Pembina Gudep, Kak Myanto, dengan penuh khidmat dan semangat kebangsaan, serta disaksikan oleh Kamabigus MI Watuagung, Kak Mustarom, dan didampingi para Pembina Satuan. Suasana pantai yang sejuk berpadu dengan semangat peserta, menjadikan prosesi pelantikan terasa sakral dan berkesan.

Dalam kesempatan tersebut, sejumlah Pramuka Siaga yang telah memenuhi syarat resmi dikukuhkan menjadi Pramuka Siaga Bantu, yaitu:

  1. Muh. Azriel Fadhil Ramadhan

  2. Rona Laili Umatul Khoiroh

  3. Verlia Inara Rahmadhani

Sedangkan yang dilantik menjadi Pramuka Siaga Tata, meliputi:

  1. Arcello Dinata Putra

  2. Zidane Fernando Azhar

  3. Yunia Putri Riani


Tak kalah istimewa, sebanyak 16 anggota Pramuka Siaga yang telah menyelesaikan masa baktinya secara resmi pindah golongan menjadi Pramuka Penggalang Ramu. Mereka adalah:

  1. Fahri Akbar Musholi

  2. Septio Akmal Mirsando

  3. Belva Naufal Rismaka

  4. Bisma Raya Prasudi

  5. Diego Aprilio

  6. Maulana Iqbal Saputra

  7. Mukhamad David Orlando

  8. Nadiy Aprila Dhiya Witama

  9. Naila Muazara Shifwa

  10. Gantari Bintang Sheza Kinanthi

  11. Nabila Putri Rhokimah

  12. Rachel Agnes Mariska

  13. Earlyta Nahda Rafanda Dianto

  14. Gezzi Frecilia Riani

  15. Hilma Hanuna Khairun Nisa’

  16. Zazkia Samha Saufa


Dalam sambutannya, Kak Myanto menegaskan bahwa pelantikan ini bukan sekadar seremonial, melainkan simbol tanggung jawab baru yang harus dijalankan dengan disiplin dan semangat pengabdian.

“Menjadi Pramuka berarti siap mengabdi, berdisiplin, dan menjadi teladan bagi lingkungan. Teruslah belajar dan berbuat baik di mana pun kalian berada,” pesan beliau kepada peserta.

Sementara itu, Kak Mustarom selaku Kamabigus MI Watuagung mengungkapkan apresiasinya kepada para pembina dan peserta yang telah menunjukkan semangat luar biasa sejak kegiatan Galang Tangkas hingga pelantikan berlangsung.

“Kegiatan ini menjadi momentum penting dalam membentuk karakter generasi muda yang tangguh, mandiri, dan berakhlak mulia,” ujarnya.


Prosesi pelantikan ditutup dengan pengucapan Tri Satya dan Dwi Satya secara serentak oleh seluruh peserta yang baru dilantik, diiringi suasana penuh haru dan kebanggaan.

Kegiatan pelantikan ini menjadi bukti nyata bahwa Gerakan Pramuka MI Watuagung terus tumbuh dan berkomitmen untuk melahirkan generasi penerus bangsa yang berjiwa disiplin, bertanggung jawab, serta berlandaskan nilai-nilai luhur kepramukaan dan keislaman. (My)

Share:

GALANG TANGKAS 2025: Ajang Pramuka Penggalang MI Watuagung Asah Keterampilan, Disiplin, dan Kekompakan di Pantai Damas


Pesisir Pancerbang, Pantai Damas — Ahad, 26 Oktober 2025.
Suasana pagi di tepian Pantai Damas, Desa Karanggandu Kecamatan Watulimo, tampak begitu semarak dan penuh semangat. Di bawah langit biru dan hembusan angin laut yang sejuk, puluhan anggota Pramuka Penggalang Pangkalan MI Watuagung Gudep Trenggalek 10.007–10.008 melaksanakan kegiatan bertajuk “GALANG TANGKAS 2025” — sebuah kegiatan outdoor edukatif yang memadukan keterampilan, ketangkasan, kedisiplinan, dan kebersamaan dalam satu momen penuh makna.

Kegiatan ini diikuti oleh empat regu putra-putri yang berjumlah 22 peserta didik, dengan bimbingan langsung oleh Kak Myanto selaku Pembina Gugusdepan, serta Kak Eko Purwanto (Pembina Satuan Putra) dan Kak Tutut (Pembina Satuan Putri). Mereka juga didampingi oleh bapak dan ibu guru MI Watuagung serta pembina pendamping, yaitu Kak Lutfi, Kak Siti, dan Kak Sukamto.


Kegiatan GALANG TANGKAS resmi dibuka pada pukul 07.00 WIB oleh Kak Mustarom, selaku Kamabigus MI Watuagung. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan apresiasi dan kebanggaan atas semangat para penggalang yang siap belajar dan berlatih di alam terbuka.

“Kegiatan seperti ini bukan sekadar bermain di pantai, tetapi melatih tanggung jawab, kerja sama, dan ketangguhan jiwa. Pramuka adalah tempat kalian belajar menjadi generasi yang siap menghadapi tantangan kehidupan dengan disiplin, keberanian, dan semangat pantang menyerah,” ujar Kak Mustarom dengan penuh motivasi.

Usai upacara pembukaan, kegiatan berlanjut dengan berbagai materi kepramukaan yang dikemas menarik dan menantang, antara lain:

  • Scouting Skill Pioneering: membuat Tiang Bendera dan Dragbar, melatih ketelitian, kekompakan, serta kreativitas tim.

  • Yel-yel Regu yang menggema di sepanjang pesisir, menjadi ajang unjuk semangat dan kekompakan antarregu.

  • Fun Games dan Outbond Ceria seperti “Bilangan Kelipatan”, “Lomba Estafet Kelereng”, hingga “Tangkap Tahan” yang menguji keseimbangan dan kerja sama kelompok.

Kegiatan berlangsung penuh antusiasme hingga sore hari. Para peserta tampak bersemangat, tertawa lepas, dan belajar banyak hal dari setiap tantangan yang diberikan.

“Anak-anak luar biasa! Mereka berani, ceria, dan saling mendukung. Inilah semangat Pramuka sejati,” ungkap Kak Eko Purwanto yang mendampingi peserta di area kegiatan.

Sementara itu, Kak Tutut menambahkan bahwa kegiatan ini juga menjadi wadah pembentukan karakter tangguh dan rasa saling menghargai.

“Di lapangan seperti ini, anak-anak belajar arti kepemimpinan dan solidaritas. Mereka bukan hanya bermain, tetapi juga menempa mental dan kepribadian,” tuturnya.


Menjelang sore, kegiatan ditutup dengan sesi refleksi dan penyematan apresiasi bagi regu-regu yang menunjukkan kekompakan terbaik. Seluruh peserta tampak gembira dan bangga telah mengikuti kegiatan yang penuh pengalaman baru tersebut.

GALANG TANGKAS 2025 bukan hanya kegiatan Pramuka, tapi juga perjalanan pembelajaran tentang arti kerja sama, kepemimpinan, dan cinta alam,” ujar Kak Myanto selaku Pembina Gudep dengan penuh haru.

Melalui GALANG TANGKAS 2025, Pramuka Penggalang MI Watuagung membuktikan bahwa pembelajaran di alam terbuka mampu membentuk pribadi yang mandiri, tangguh, dan bertanggung jawab. Di bawah bimbingan para pembina yang berdedikasi, kegiatan ini menjadi langkah nyata dalam menumbuhkan jiwa Pramuka yang cerdas, tangguh, dan berkarakter — sesuai dengan Dasa Darma Pramuka. (My)


Share:

Rabu, Oktober 22, 2025

Santri Bangkit, Negeri Beradab! MI Watuagung Guncang Watulimo dengan Apel Kebangsaan Hari Santri Nasional 2025 yang Penuh Semangat


Watuagung, 22 Oktober 2025
– Halaman Madrasah Ibtidaiyah (MI) Watuagung, Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek pagi ini menjelma menjadi lautan putih bersarung dan berkerudung. Ratusan santri dari PAUD, RA Miftahul Huda, dan MI Watuagung bersama Jam’iyyah Nahdlatul Ulama dan seluruh Badan Otonom (Ansor, Banser, Fatayat NU, Muslimat NU, IPNU, dan IPPNU) dari Ranting Watuagung dan Ngembel memadati lapangan madrasah dalam rangka Apel Kebangsaan Hari Santri Nasional (HSN) Tahun 2025.

Kegiatan yang berlangsung Rabu, 22 Oktober 2025 ini dihadiri secara khidmat oleh jajaran Forkopimcam Watulimo, yakni Camat Watulimo bapak Jati Mustika Dani, S.STP., Kapolsek Watulimo bapak AKP Sunarto, S.Sos., dan Danramil Watulimo, serta turut serta 3 Pilar Desa Watuagung dan Ngembel, para takmir masjid, jamaah yasin, orang tua santri, serta tokoh masyarakat sekitar.


Bertindak sebagai Inspektur Apel, AKP Sunarto, S.Sos. (Kapolsek Watulimo) dengan penuh wibawa menyampaikan amanat Menteri Agama Republik Indonesia. Dalam pesannya yang menggugah semangat, beliau mengajak seluruh santri untuk tidak hanya menjadi pelajar yang taat dan berilmu, tetapi juga menjadi pelopor perubahan dan kemandirian bangsa.

Jadilah santri yang berilmu, berakhlak, dan berdaya. Rawatlah tradisi pesantren, tetapi juga peluklah inovasi zaman. Bawalah semangat pesantren ke ruang publik, ke dunia kerja, ke ranah internasional. Tunjukkan bahwa santri mampu menjadi bagian dari solusi, bukan sekadar penonton, tegas AKP Sunarto dalam amanatnya yang disambut tepuk tangan meriah dari seluruh peserta apel.


Kegiatan apel berlangsung dengan khidmat dan tertib. Bertindak sebagai Komandan Apel adalah Sahabat Murdiyanto, anggota Banser Satkoryon Watulimo sekaligus Pembina Program Unggulan MI Watuagung. Adapun petugas pembaca ayat-ayat suci Al-Qur’an dibawakan dengan suara merdu oleh Ustadz Imam Nahrowi (Guru MI Watuagung), sementara pembaca UUD 1945 oleh Ibu Suparti (Guru RA), pembaca Ikrar Santri oleh Ibu Fatonah (Kepala RA Miftahul Huda), dan pembaca Resolusi Jihad oleh Bapak Mustarom (Kepala MI Watuagung). Acara ditutup dengan doa penuh haru yang dipimpin oleh Sahabat Mustakim (Ketua GP Ansor Ranting Ngembel).


Suasana makin semarak saat Tim Paduan Suara dari Fatayat NU Ranting Watuagung dan Ngembel, diiringi oleh barisan Banser Watulimo, menampilkan koreografi kebangsaan yang menggugah semangat dan menumbuhkan rasa cinta tanah air di kalangan santri dan hadirin. Sorak takbir dan yel-yel "Siapa Kita ... Kader NU, NKRI ... Harga Mati, Pancasila ... Jaya!" bergema menggema di udara Watulimo pagi itu.

Usai apel, Camat Watulimo, Bapak Jati Mustika Dani, S.STP., menyampaikan apresiasi tinggi atas pelaksanaan apel kebangsaan yang megah dan penuh semangat ini.

“Hari Santri bukan hanya milik pesantren, tetapi milik seluruh anak bangsa. Semangat santri harus kita tanamkan di semua lini kehidupan — kerja keras, keikhlasan, dan cinta tanah air. Saya bangga melihat sinergi luar biasa antara lembaga pendidikan, NU, dan pemerintah desa di Watuagung dan Ngembel ini,” tutur Camat Watulimo.


Sementara itu, Murdiyanto, selaku perwakilan panitia dan Komandan Apel, menyampaikan rasa syukur dan bangganya atas suksesnya kegiatan tersebut.

“Apel Kebangsaan ini adalah bukti nyata bahwa santri siap menjaga bangsa, mencintai tanah air, dan meneruskan perjuangan ulama. Terima kasih atas kehadiran Forkopimcam Watulimo, Jam’iyyah NU, Banom, dan seluruh masyarakat yang turut berpartisipasi,” ujarnya penuh semangat.

Kegiatan bersejarah ini menjadi momentum kebanggaan bagi seluruh warga madrasah, masyarakat Watuagung, Desa Ngembel dan sekitarnya. Di tengah berkibarnya bendera merah putih dan gema shalawat, semangat Hari Santri 2025 yang mengusung tema “Mengawal Indonesia Merdeka, Menuju Peradaban Dunia” terasa hidup dan nyata.

Apel Kebangsaan di MI Watuagung bukan sekadar seremoni, melainkan simbol kebangkitan moral, spiritual, dan intelektual santri Indonesia. Semangat santri akan terus menyala, membawa cahaya pesantren ke seluruh penjuru negeri — dari Watulimo untuk Indonesia dan dunia. (My)


----------
Dokumentasi selengkapnya dapat diunduh DISINI
Share:

Terjemahkan

Arsip Digital Online

Mars LP Ma'arif NU